Comentários do leitor

Mengamalkan Adegan Cinta di Hollywood - Kemelitan Seperti Segala sesuatu Mereka?

por Skye Zimin (04/02/2020)


Pertama-tama - jika Engkau tidak melantingkan wanita Awak vagina bersama orgasme acap-acap setiap kali bergandengan seks - JANGAN melihat film porno dengannya. Alasannya sama dengan karena andai wanita Awak melihat peruntungan porno kenya mendapatkan sana banyak keenakan seksual pada layar tinimbang yang Engkau berikan padanya - kenya Anda berminat merasa buncah, kesal dan bahkan gerangan marah bersama Anda!

Lagi, secara batang tubuh, sementara saya tidak makin menyukai perang daripada mole, saya memeriksa terjemahan pembelaan sebagai kewajiban sipil aku untuk memanggul sesama orang di garis depan, video bokep yang meletakkan segala sesuatu pada telepon, lakukan melayani pemerintah itu sama dengan tanggung jawab kita sendiri, apakah kita rajin atau bukan. Saya bagak membantu bagaimana pun yang saya bisa. Jadi aku tidak bisa memisahkannya awak, namun saya bisa menyanjung posisi orang-orang seperti Vigdis yang ahli.

Sisi gawat lain dari kecanduan pornografi adalah tingkat toleransi nang dikembangkan awak. Sebagian besar lazimnya akan berawal dengan entitas "soft-core" kait itu lain memberi mereka kepuasan bersama. Akhirnya, geladak toleransi melonjak dan remedi membutuhkan sesuatu yang sana berbahaya maupun meningkat. Bikin pengguna pornografi, skala ini dimulai berbunga sesuatu yang sederhana, ke sesuatu nang lebih "inti" untuk belakangan memiliki hasrat untuk mengerjakan tindakan badan. Pada dek yang kian ilmiah, lobus frontal aktivis yang bertanggung jawab untuk evaluasi pada akhirnya melemah untuk memberikan sana banyak aksentuasi pada adegan memori organisator daripada adegan kontrol. Akibatnya bagian kekuasaan berkurang, dengan tidak ada antagonisme dalam mengambil keputusan.

Saya setengah-setengah mengerjakan komidi gambar tertentu bersama seorang aktris yang juga seorang penayub telanjang bersama sangat bagus. Dia adalah teman bermula beberapa gadis cantik enggak yang ialah bintang asusila. Dia berbagi dengan abdi pemikiran dan ekspresi teman-teman bintang amoral tentang apa yang dipikirkan aktris-aktris cabul atau B-aktris. Mereka merasa tidak aman untuk aktris B nang melakukan adegan cinta bersama-sama mereka tidak bisa "menikmati sepenuhnya" pengalaman mereka berbuat adegan cinta. Saya memahami sudut pandang gubah, dari tesmak mereka. Namun, saya bukan di dalamnya untuk "turun" jadi aku baik-baik saja tidak "turun". Tidak ada catatan; Aku cuma tidak dekat dalamnya kerjakan itu. Aku berada dekat dalamnya untuk memajukan garis hidup dan aksi saya sebagai aktris. Itu tidak asli atau salah bagi aku; itu hanya pilihan yang berbeda. Hendak saya mengamalkan adegan kasih adalah kompromi yang abdi buat untuk bekerja sebagai seorang aktris.

Ambisi untuk melakukan tindakan erotis adalah dorongan alami beserta normal jiwa. Ketika cipta dan budi seksual bekerja obsesi, dorongan alami dan normal itu menjadi corak perilaku erotis yang lain terkendali nang disebut bak kecanduan seksual. Juga dikenal sebagai keterikatan seksual maupun keterpaksaan genital, kecanduan genital mengacu hendak fenomena pada mana individu melaporkan bukan mampu mengelola perilaku dengan fantasi erotis mereka. Ini adalah bab serius yang sering menghabiskan harga diri penggemar, menghancurkan akad nikah dan kemitraan, dan mendamparkan jejak cairan mata bersama kehancuran pada belakangnya.

Engkau lihat, bagi Anda berhubungan seks dan wanita Engkau, itu ialah pengalaman visual dan rungu - seperti halnya porno. Namun, bukan seperti porno - buat Anda berhubungan seks beserta wanita Anda ada alat lain yang terlibat, ialah MERASA, BAU dan ANGGAP.

Wanita menghajatkan film porno beserta alur alkisah yang BENAR HALUS nang perlahan-lahan mengoptimalkan seks. Mereka tidak damba menonton film porno yang awet berhubungan seks karena mereka merasa membosankan.

Saya dari berakting pada tahun 1996. Saya sedia membintangi ataupun ikut membintangi lebih berasal 20 komidi gambar. Saya mengadakan ini keadaan diri abdi: Saya berkehendak membaca hal-hal yang tidak saya sukai seolah-olah abdi tidak mau benar-benar harus melakukannya. Saya mengikuti audisi untuk komidi gambar independen dengan mendapat ajakan balik. Aku sangat antusias! Saya berlatih skrip; itu adalah gambar hidup tentang pelacur yang ialah tersangka kencreng. Saya ditawari bagian itu. Yay awak. Saya memeriksa ada bagian cinta berbobot film itu tetapi ana cenderung, seragam, Anda bena, membaca-mereka-dengan cepat, jadi-mungkin-mereka-tidak-benar-benar ada. Saya suka fokus akan aspek positif dari beragam hal. Bersama secara bahlul membodohi badan sendiri bab yang merusak. Saya betul-betul ingin berpangku tangan sebagai seorang aktris. Ana berkompromi berbuat ketelanjangan kerjakan melakukan gambar hidup. Seandainya aku tahu maka itu disebut "soft-core porn" saya barangkali tidak hendak pernah melakukannya. Saya enggak pernah cita-cita menjadi kartika "porno". Ada, saya bukan pernah mengerjakan "porno inti".

Kita semua kenyam kebiasaan nang kita nikmati. Kita lalu kembali karena ingatan yang kita miliki di otak kita. Ketika kita mencicip sesuatu yang kita sukai, otak faktual menerima pujian. Ini ahli menjadi jasad yang esensial seperti menarik sundae. Akan skala yang lebih besar, pecandu narkoba memiliki barier yang dalu lebih pertama untuk diatasi ketika otak mereka membayangkan hadiah masa lalu yang mereka terima demi mereka anak bungsu mengalami "tinggi" atau "hit" dari penawar tertentu. Tetapi orang agak-agak geli mencium bahwa seorang pecandu pornografi bertarung beserta penghalang apresiasi otak nang bahkan sana tinggi saban-saban mereka tergoda untuk memeriksa materi pornografi - belas kasih yang seringkali terlalu kuat untuk dilawan.