Comentários do leitor

Ini Dia Film dan Destinasi Jakarta untuk Napak Tilas Kemerdekaan

por Alisia McGraw (21/08/2021)


Hari Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus sudah di depan mata. Kamu pun bisa napak tilas lewat film dan destinasinya di Jakarta.
Tak sedikit film bertema kemerdekaan yang naik ke layar lebar. Dalam proses syutingnya, sejumlah destinasi bersejarah di Jakarta juga kerap jadi lokasinya.

1. Wage

Siapa yang tidak ingat akan nama Wage Rudolf (WR) Soepratman yang merupakan pencipta lagu nasional Indonesia Raya. Film karya John de Rantau yang rilis tahun 2017 lalu ini memang bercerita akan kisah pilu sang pemain biola dalam perjuangannya membantu kemerdekaan Indonesia.

Apabila ada satu tempat yang lekat dengan WR Soepratman, maka Museum Sumpah Pemuda di Jalan Kramat Raya No.106 adalah tempatnya. Selain menjadi kost-kostan para bapak bangsa, di tempat ini juga lagu Indonesia Raya berkumandang untuk yang pertama kalinya saat kongre Sumpah Pemuda II tahun 1928.

"Di museum ini kita bisa menemukan koleksinya, replika biolanya, piringan musik yang pertama kali merekam lagu ini. Perusahan musiknya milik seorang Tionghoa, saat itu satu-satunya yang berani merekam lagu ini," ujar Ira.

Sayang, Wage harus gugur 7 tahun sebelum Indonesia merdeka. Adapun, karakter Wage diperankan oleh seniman asal Yogyakarta yang bernama Rendra Bagus Pamungkas.

"Si Rendra ketika mau memerankan tokoh besar ini ritualnya dia mendatangi makamnya Wage dan di situ ada patungnya. Dia merasa seakan mendapat bisikan. Pas selama filmnya ini dia seperti dituntun memerankan film si Wage ini," ujarnya.

Yang menarik, salah satu rekan Wage yang kini sudah sepuh menyebut kalau sosok Rendra begitu mirip dengan sosok sang pemain biola legendaris itu.

2. Pantja-Sila: Cita-cita & Realita

Tayang tahun 2016, film bertajuk Kemerdekaan _Pantja-Sila: Cita-cita & Realita_ ini juga masuk daftar untuk ditonton. Diperankan oleh aktor senior Tio Pakusadewo, film ini bercerita akan sosok Soekarno.

Film festival karya mendiang Tino Saroengallo ini bercerita akan perjalanan Soekarno dalam momen sejarah pembacaan Pancasila di sidang BPUPKI pada 1 Juni 1945 silam.

Lokasi asli dari momen bersejarah ini ada di Gedung Pancasila yang masuk ke dalam area Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) di Jalan Taman Pejambon No.6. Namun, syuting tidak dilakukan di sana.

"Syutingnya bukan di Gedung Pancasila Kemenlu, jadi syutingnya di Jaksel. Sempat terhenti gak ada dana, bisa diputar di bioskop karena crowdfunding," ujar Ira.

Sekilas, film berdurasi 80 menit ini memang bergaya monolog. Walau monoton, tapi film ini secara total mengulas buah pemikiran Soekarno akan ideologi Indonesia secara utuh.

3. Soekarno

Masih soal sang bapak bangsa, film berjudul _Soekarno: Indonesia Merdeka_ juga jadi rekomendasi untuk napak tilas momen kemerdekaan. Diperankan oleh aktor Ario Bayu, film yang rilis tahun 2013 ini bercerita tentang momen-momen persiapan kemerdekaan Indonesia.

Adapun, sejumlah destinasi bersejarah di Jakarta jadi lokasi syuting film yang dibesut Hanung Bramantyo ini. Yang pertama adalah Museum Perumusan Naskah Proklamasi di Menteng.

"Museum Perumusan Naskah Proklamasi, di sinilah perumusan terjadi, Soekarno, M Hatta dan Achmad Soebarjo. Rumahnya Laksamana Maeda, meminjamkan rumah ini untuk dipakai pemuda," terang Ira.

Berlokasi di Jalan Imam Bonjol No.1, http://https:/stopmorrisey.com/ Museum Perumusan Naskah Proklamasi memang sangat memegang andil besar dalam kemerdekaan Indonesia. Bahkan di sini masih dapat ditemui piano yang jadi alas Soekarno menulis tangan teks proklamasi yang nantinya diketik Sayuti Melik.

Kemudian, lokasi penting lainnya adalah Monumen Proklamasi di Jalan Proklamasi No.10. Fakta menarik lainnya, dahulu di tempat ini berdiri rumah Soekarno yang jadi lokasi pembacaan teks proklamasi.

"Dulu di sini rumahnya Soekarno. Atas perintah Soekarno tahun 1960 dihancurkan. Sekarang dibangun monumen, di tempat inilah kemerdekaan Indonesia dibacakan," pungkas Ira.

Menarik sekali ya traveler, mungkin ada di antara kalian yang ingin napak tilas film kemerdekaan atau datang langsung ke lokasi aslinya. Yang mana pun itu, sekiranya semangat kemerdekaan Indonesia tetap hidup dan membara di hati kita masing-masing, wahai putra putri Indonesia.