Comentários do leitor

Faktor-Unsur Penyebab Naik Turunnya Harga Saham Part 1

por Benito Vanish (28/10/2018)


Naik turunnya harga saham lumrah terjadi. Adanya permintaan dan ketersediaan menjadi salah satu elemen yang memengaruhi. Harga saham sekalipun saham tersebut masuk kelompok blue chips juga dapat mengalami penurunan. Sebaliknya, saham yang dikategorikan Lapis Tiga tanpa diduga-duga harganya bisa naik secara signifikan.

Ada sejumlah unsur mendasar yang dapat mengakibatkan harga saham naik maupun turun. Melainkan biasa, unsur-faktor tersebut diklasifikasikan menjadi unsur internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu unsur yang muncul dari dalam perusahaan.

Sementara faktor eksternal yakni unsur yang bersumber dari luar perusahaan. Unsur ini dapat dibilang sulit dituntaskan. Semisal, adanya masalah - dilema berkaitan dengan ekonomi makro. Dari kedua elemen tersebut, elemen eksternal lebih dominan dalam memengaruhi harga saham. Untuk lebih jelasnya, bisa Anda kenal dari penjelasan di bawah ini.

1. Aksi Korporasi Perusahaan

Aksi korporasi saham yang dimaksud di sini berbentuk kebijakan yang diambil jajaran manajemen perusahaan. Pengaruhnya} bisa merubah hal-hal yang sifatnya fundamental dalam perusahaan. Teladan dari aksi korporasi merupakan terjadinya akuisisi, merger, right issue, atau divestasi. Kebijakan - kebijakan fundamental hal yang demikian secara otomatis akan memengaruhi harga saham di bursa. Sebagai teladan, PT APA menetapkan untuk melaksanakan akuisisi terhadap PT ITU. Informasi tersebut akan memunculkan sejumlah spekulasi sehingga para pemain menganggap PT APA mempunyai posisi yang lebih kuat daripada PT ITU. Efeknya, harga saham PT APA akan mengalami kenaikan.

2. Proyeksi Kerja Perusahaan pada Masa Akan

Perkiraan terhadap energi kerja/tenaga kerja perusahaan juga jadi salah satu yang ikut serta memengaruhi fluktuasi harga saham. Sebab energi kerja perusahaan dijadikan acuan bagi para pemberi modal maupun analis fundamental dalam melaksanakan pengkajian terhadap saham perusahaan. Di antara sebagian faktor, yang paling menjadi sorotan ialah tingkat dividen tunai, tingkat rasio utang, rasio poin buku/Price to Book Value (PBV), earnings per share (EPS), dan tingkat laba suatu perusahaann.

Perusahaan yang menawarkan dividend payout ratio (DPR) yang lebih besar cenderung disukai pemberi modal sebab bisa memberikan imbal balik yang bagus. Dalam praktiknya, DPR berimbas pada harga saham. Selain itu, EPS juga ikut serta andil terhadap perubahan harga saham. EPS yang tinggi mendukung para pemodal untuk membeli saham tersebut yang menyebabkan harga saham makin tinggi.

Tingkat rasio utang dan PBV juga memberikan efek signifikan terhadap harga saham. Perusahaan yang mempunyai tingkat rasio utang yang tinggi umumnya merupakan perusahaan yang sedang bertumbuh. Perusahaan hal yang demikian biasanya akan gencar dalam mencari pendanaan dari para pemberi modal. Meski demikian, judi bola perusahaan seperti ini biasanya juga diminati banyak investor. Karena apabila hasil analisisnya bagus, saham hal yang demikian akan memberikan imbal tinggi (high return) karena ke depannya kapitalisasi pasarnya dapat meningkat.

3. Kebijakan Pemerintah

Kebijakan Pemerintah juga bisa memengaruhi harga saham meskipun kebijakan itu masih dalam tahap wacana dan belum terealisasi. Banyak model dari kebijakan Pemerintah yang menimbulkan volatilitas harga saham, tangkas online seperti kebijakan ekspor impor, kebijakan perseroan, kebijakan utang, kebijakan Penanaman Sebab Asing (PMA), dan lain sebagainya. Pemain saham variasi trader lazimnya amat sensitif terhadap kabar peka seperti ini untuk mengambil profit dengan melakukan spekulasi dalam aksi ambil untung trading harian.

4. Fluktuasi Kurs Rupiah kepada Mata Uang Asing

Kuat ataupun lemahnya kurs rupiah terhadap mata uang asing tak jarang kali menjadi penyebab naik turunnya harga saham di bursa. Tapi nalar, ini sungguh-sungguh masuk akal. Konsekuensi dari fluktuasi kurs hal yang demikian dapat berpengaruh positif ataupun negatif bagi perusahaan-perusahaan tertentu, terutamanya yang mempunyai beban utang mata uang asing. Perusahaan importir atau perusahaan yang mempunyai beban utang mata uang asing akan dirugikan akibat melemahnya kurs. Sebab hal ini akan berpengaruh pada meningkatnya tarif operasional dan secara otomatis juga mengakibatkan turunnya harga saham yang ditawarkan. Sebagai teladan kasus yaitu melemahnya kurs rupiah terhadap dolar AS tak jarang kali melemahkan harga-harga saham di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Sebagai investor atau pemain saham, sungguh-sungguh penting untuk terus memantau pergerakan harga saham. Dengan mencermati unsur-faktor yang telah disebutkan di atas, setidaknya risiko-risiko yang dapat dihindari atau diantisipasi seminimal mungkin. Kerugian yang ditanggung tidak sebesar sekiranya sama sekali tidak tahu tentang unsur-elemen tersebut. Jadi, selalu waspada dan jangan lengah.