Comentários do leitor

70 Kutipan RA Kartini, Kata Bijak tentang Emansipasi Perempuan hingga Cinta untuk Status di Sosmed

por Romeo Paulsen (07/12/2021)


Hari Kartini diperingati setiap tanggal 21 April.

Peringatan Hari berdasarkan terhadap tanggal kelahiran pahlawan nasional perempuan, Raden Ajeng Kartini atau RA Kartini.

RA Kartini menjadi sosok yang terkenal atas idenya di dalam mencetuskan emansipasi perempuan di Indonesia.

Pahlawan perempuan kelahiran Jepara ini juga menerbitkan karya yang terkenal, yakni buku yang berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang.

Untuk memperingati Hari Kartini, di bawah ini, ada 70 kutipan kata-kata bijak yang pernah dikemukakan RA Kartini.

Kata-kata bijak tersebut mengenai emansipasi perempuan, pendidikan, perjuangan, hingga cinta.

Baca juga: Hari Kartini 21 April: usasylum.moonfruit.com Berikut Sejarah hingga Biografi RA Kartini

Buku RA Kartini.

Berikut 70 kutipan kata-kata bijak RA Kartini, dirangkum dari buku Celoteh R.A. Kartini: 232 Ujaran Bijak sang Pejuang Emansipasi, karya Ahmad Nurcholish:

1. "Seorang guru bukan hanya sebagai pengasah anggapan saja, melainkan juga pendidik budi pekerti."

2. "Tetapi apalah bermakna pintar didalam pengetahuan yang hendak diajarkan itu, kalau ia tidak dapat menerangkannya secara sadar kepada murid-murid."

3. "Gadis yang pikirannya udah dicerdaskan, pemandangannya sudah diperluas, tidak bakal dapat kembali hidup di di dalam dunia nenek moyangnya."

4. "Kita bisa jadi manusia sepenuhnya, tanpa berhenti jadi wanita sepenuhnya."

5. "Untuk sementara didiklah, berilah pelajaran kepada anak-anak perempuan kaum bangsawan: dari sinilah peradaban bangsa wajib dimulai. Jadikanlah mereka ibu-ibu yang cakap, cerdas, dan baik. Maka mereka akan menyebarluaskan peradaban di pada bangsanya."

6. "Bahwa kebahagiaan perempuan yang paling tinggi, sejak berabad-abad yang selanjutnya lebih-lebih terhitung sampai sementara ini adalah hidup selaras bersama dengan laki-laki."

7. "Rampaslah seluruh harta benda saya, asalkan jangan pena saya."

8. "Pendidikan sekolah bagi anak-anak pada pas sekarang merupakan perihal yang biasa sekali, namun terkecuali kuantitas anak raih 25 orang, bagaimana kemungkinan pendidikan yang sebaik-baiknya itu dapat diusahakan bagi mereka semua? Orang tidak berhak melahirkan anak andaikata dia tidak dapat menghidupinya."

9. "Bila orang hendak nyata-nyata memajukan peradaban, maka kecerdasan anggapan dan perkembangan budi perlu sama-sama dimajukan."

10. "Adalah suatu pertolongan dan bantuan besar sekali bagi orang laki-laki kecuali perempuan berbudi tinggi dan terpelajar."

11. "Ketidaksetaraan perempuan ini akibat dari dibatasinya akses perempuan untuk memperoleh ilmu agar perempuan jadi bodoh. Sehingga cara salah satu adalah perempuan harus sekolah."

12. "Simpati itu bagi kita merupakan kepuasan, kekuatan, bantuan, kegembiraan, dan hiburan."

13. "Dan gadis-gadis terutama terlalu ada masalah hidupnya, sebab mereka udah berada di tempat di mana alam tiap tiap hari diperkosa. Bukankah itu memerkosa kodrat alam namanya, misalnya perempuan perlu tinggal bersama damai serumah bersama madunya?"

14. "Sungguh, anak bangsa itu sendiri, orang perempuan wajib memperdengarkan suaranya! Masih akan dapatkah bersama dengan tenang orang menjelaskan 'keadaan mereka baik' terkecuali orang menyaksikan dan sadar semuanya, yang telah kita menyaksikan dan kami ketahui itu?"

15. "Dan pada pendidikan itu janganlah cuma akal yang dipertajam, tetapi budi pun wajib dipertinggi."

16. "Apabila kita meminta orang lain mengikuti jejak kami, maka umpama yang kita memberikan haruslah suatu hal yang berbicara, menyebabkan rasa terpesona dan permintaan untuk menirunya."

17. "Kami anak-anak perempuan tidak boleh membawa pendapat, kita kudu menerima dan menyetujui dan juga mengamini semua yang diakui baik oleh orang lain."

18. "Banyak emansipasi wanita bukanlah untuk persamaan derajat, emansipasi adalah pembuktian diri yang sebanding antara raga yang tangguh, tapi hati selamanya patuh. Emansipasi tersedia penerimaan. Penerimaan diri bahwa setiap daerah tersedia empu yang dikodratkan dan dipantaskan."

19. "Saya bakal mengajar anak-anak saya, baik laki-laki maupun perempuan untuk saling lihat sebagai makhluk yang sama. Saya bakal memberikan pendidikan yang sama kepada mereka, tentu saja menurut bakatnya masing-masing, Lagi pula, aku berniat bakal menghapuskan batas yang menggelikan pada laki-laki dan perempuan yang dibuat orang sedemikian cermatnya."

20. "Pendidikan untuk wanita benar-benar perlu didalam konteks membantu perannya sebagai istri dan ibu yang bermimpi besar. Tapi jika keliru kaprah dan menelantarkan anak-anaknya, artinya mirip saja dengan membodoh lagi."

21. "Biarkan orang banyak itu bodoh, maka kekuasaan atas mereka tersedia di tangan kita! Kiranya demikianlah semboyan kebanyakan pembesar. Mereka tidak bahagia lihat orang-orang lain terhitung mengidamkan ilmu dan kemajuan."

22. "Tidak kudu penjelasan kenapa kemajuan kepandaian penduduk Bumiputra tidak bisa pesat, jikalau dalam hal itu perempuan terbelakang. Setiap kala kemajuan perempuan itu ternyata merupakan aspek penting di dalam peradaban bangsa."

23. "Marilah wahai perempuan, gadis. Bangkitlah, marilah kita berjabatan tangan dan berbarengan bekerja membuat perubahan situasi yang tak terderita ini."

24. "Dalam tangan anaklah terdapat era depan dan didalam tangan ibulah tergenggam anak yang merupakan masa depan itu."

24. "Pandai itu tidak merupakan kebahagiaan untuk setiap orang. Celakalah seumpama orang dapat berpikir namun tidak boleh; sekiranya orang mampu merasa, dapat dan mau, tetapi tidak boleh. Lebih baik selamanya bodoh saja."

25. "Kami manusia, seperti halnya orang laki-laki. Aduh, berilah izin untuk membuktikannya. Lepaskan belenggu saya! Izinkan aku berbuat dan saya bakal menunjukkan, bahwa aku manusia. Manusia layaknya laki-laki."

26. "Kecerdasan otak saja tidak artinya segala-galanya. Harus tersedia juga kecerdasan lain yang lebih tinggi, yang erat terkait bersama dengan orang lain untuk mengantakan orang ke arah yang ditujunya. Di samping otak, juga hati wajib dibimbing, kalau tidak demikianlah peradaban tinggal permukaannya saja."

27. "Ikhtiar! Berjuanglah melepas diri. Jika engkau telah bebas sebab ikhtiarmu itu, barulah sanggup engkau tolong orang lain."

28. "Jika kita tidak melacak pengetahuan, maka hidup kami tidak akan senang dan kehidupan kita akan jadi mundur."

29. "Karena apabila taraf hidup kesenian suatu bangsa tinggi, maka budi bangsa itu sendiri adalah suatu puisi."

30. "Habis gelap terbitlah terang."

31. "Tiada awan di langit yang tetap selamanya. Tiada bisa saja bakal berkelanjutan terang cuaca. Sehabis malam gelap gulita lahir pagi membawa keindahan. Kehidupan manusia serupa alam."

32. "Jangan bangkitkan cita-cita yang pasti akan mati. Janganlah hendak bermimpi kalau lebih dulu telah diketahui nanti bakal bangun dengan teramat mengecewakan."

33. "Jangan kau katakan aku tidak dapat, tapi katakan saya mau."

34. "Kami mengira kita jelas banyak sekali, namun sebetulnya kami tidak mengetahui apa-apa. Kami mengira kita mempunyai kemauan, hasrat besi. Kami mengira kita sanggup memindahkan gunung tetapi nyatanya cuma setitik air mata pedih, saat itu juga pandangan mata duka cita berasal dari mata yang kami sayangi dan patahlah kekuatan kami."

35. "Pergilah, bekerjalah untuk mewujudkan cita-citamu. Bekerjalah untuk kebahagiaan ribuan orang-orang tertindas oleh hukum yang lalim bersama sadar yang keliru tentang benar dan salah, tentang baik dan jahat. Pergilah, pergilah, tanggunglah derita dan berjuanglah tetapi bekerjalah untuk suatu hal yang kekal."

36. "Dalam hatinya dikarenakan perlawanan terhadap kondisi zaman, jiwanya menjadi matang. Ia tidak akan, tidak berkenan tunduk. Ia mesti menempuh jalan baru."

37. "Percayalah bakal era depan."

38. "Para lanjut usia, jangan menolak segala yang baru. Ingatlah, bahwa seluruh yang sekarang sudah tua, juga dulu baru."

39. "Ketidaksetaraan inilah yang memicu ketidakadilan dan ketimpangan ekonomi."

40. "Bagaimanapun jalannya, sekali-kali jangan lelah untuk berupaya gigih membela semua yang baik."

41. "Kami yakin, bila seseorang berani memulai, banyak yang akan mengikuti."

42. "Angkatan muda, ga ada pandang laki-laki atau perempuan wajiblah berhubungan. Masing-masing secara sendiri-sendiri mampu berbuat sesuatu untuk memajukan, menaikkan derajat bangsa kami. Tetapi andaikata kami bersatu, mempersatukan kemampuan kami, bekerja bersama-sama, maka hasil bisnis kami dapat lebih besar. Bersatu kita kukuh dan berkuasa."

43. "Kita perlu hidup berbarengan dan untuk semua manusia. Tujuan hidup kami ialah mengakibatkan hidup lebih indah."

44. "Sudah jauh dan lama kita mencari, dan kita tiadalah tahu, terlampau dekatnya, selalu terhadap kita barang yang kita cari itu, tersedia di didalam diri kita sendiri."

45. "Perbuatan aku itu bakal lebih banyak menarik hati orang sebangsa saya daripada seribu kata ajakan yang gembira-gembira."

46. "Bagaimana kemungkinan seorang pria dan wanita dapat mencintai satu bersama dengan yang lain dikala mereka baru bertemu pertama kali didalam kehidupan ini setelah mereka terikat dalam pernikahan?"

47. "Kita berharap untuk dicintai--bukan ditakuti."

48. "Tiada hal yang lebih indah tak hanya mampu menerbitkan senyum di muka mereka yang kita cinta."

49. "Saat suatu jalinan berakhir, bukan artinya orang berhenti saling mencintai. Mereka hanya berhenti saling menyakiti."

50. "Betapa ganjil sudah ajaibnya rasa kasih sayang itu: tidak berkenan dipaksa, tidak berkenan diikat dimana pun juga. Datang tanpa diundang, tidak disangka-sangka. Dan dengan sepatah kata saja, tapi sepatah kata yang menjenguk jauh ke dalam kehidupan batin masing-masing. Jauh mengikat dua jiwa yang hingga saat ini belum mengenal bersama dengan ikatan-ikatan erat!"

51. "Maksud Tuhan terhadap kita adalah baik. Hidup ini diberikan kepada kami sebagai rahmat dan tidak sebagai beban, kita manusia sendiri biasanya membuatnya menjadi kesengsaraan dan penderitaan."

52. "Agama mesti memelihara kita berasal dari perbuatan dosa, tapi berapa banyaknya dosa diperbuat orang atas nama agama."

53. "Ingin benar saya memakai gelar tertinggi, yakni Hamba Allah."

54. "Kedudukan ibu rohani lebih tinggi berasal dari ibu jasmani."

55. "Tugas manusia ialah menjadi manusia."

56. "Harta paling suci di dunia ialah hati laki-laki yang luhur."

57. "Banyak hal yang mampu menjatuhkanmu. Tapi hanya satu hal yang benar-benar mampu menjatuhkanmu adalah sikapmu sendiri."

58. "Jangan mengeluhkan hal-hal buruk yang datang di dalam hidupmu. Tuhan tak dulu memberikannya, kamulah yang membiarkannya datang."

59. "Teruslah bermimpi, teruslah bermimpi, bermimpilah sepanjang engkau bisa bermimpi! Bila tidak ada bermimpi, apakah jadinya hidup! Kehidupan yang sesungguhnya kejam."

60. "Tahukah engkau semboyanku? Aku Mau! Dua patah kata yang ringkas itu sudah sebagian kali mendukung dan mempunyai aku melintasi gunung keberatan dan kesusahan. Kata Aku tidak dapat! Melenyapkan rasa berani. Kalimat 'Aku Mau!' membawa dampak kita ringan mendaki puncak gunung."

61. "Lebih banyak kami maklum, lebih tidak cukup rasa dendam di dalam hati kita. Semakin adil pertimbangan kami dan makin lama kokoh basic rasa kasih sayang. Tiada mendendam, itulah bahagia."

62. "Terkadang, susah wajib kamu rasakan khususnya dahulu sebelum kebahagiaan yang sempurna mampir kepadamu."

63. "Jangan pernah menyerah terkecuali anda masih mendambakan mencoba. Jangan biarkan penyesalan datang sebab anda selangkah lagi untuk menang."

64. "Tak pikirkan seberapa keras kamu mencoba, anda tak akan dulu bisa menyangkal apa yang anda rasa. Jika kamu sebetulnya punya nilai di mata seseorang, tak ada alasan baginya untuk mencari seseorang yang lebih baik darimu."

65. "Adakah yang lebih hina, daripada terkait kepada orang lain?"

66. "Karena ada bunga mati, maka banyaklah buah yang tumbuh. Demikianlah pula didalam hidup manusia. Karena ada angan-angan ringan mati, kadang kala timbullah angan-angan lain, yang lebih sempurna, yang boleh menjadikannya buah."

67. "Sebab barang siapa tidak sanggup merasakan sakit, dia termasuk kebal pada rasa gembira. Barang siapa tidak menderita, tidak juga dapat merasakan nikmat yang sesungguhnya."

68. "Hanya orang-orang yang kuat hati dan pikirannya yang bisa bertahan di dalam topan semacam itu, dapat melawan kekejaman dan kekerasan dunia."

69. "Kesadaran anak-anak harus dibangunkan, bahwa mereka kudu memenuhi panggilan budi dalam masyarakat terhadap bangsa yang bakal mereka kemudikan."

70. "Petani paling baik tidak akan memungut padi dari tanah yang tidak dikerjakannya lebih dulu, sebelum saat menebarkan benih dan menanam di situ! Tidak dapat bisa termasuk pakar bangunan yang terbaik mendirikan gedung tanpa fondasi!"

Berita lainnya mengenai Hari Kartini