Comentários do leitor

70 Kutipan RA Kartini, Kata Bijak tentang Emansipasi Perempuan hingga Cinta untuk Status di Sosmed

por Latanya Clymer (22/11/2021)


Hari Kartini diperingati tiap tiap tanggal 21 April.

Peringatan Hari berdasarkan pada tanggal kelahiran pahlawan nasional perempuan, Raden Ajeng Kartini atau RA Kartini.

RA Kartini menjadi sosok yang terkenal atas idenya dalam mencetuskan emansipasi perempuan di Indonesia.

Pahlawan perempuan kelahiran Jepara ini termasuk menerbitkan karya yang terkenal, yaitu buku yang berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang.

Untuk memperingati Hari Kartini, di bawah ini, ada 70 kutipan kalimat bijak yang dulu dikemukakan RA Kartini.

Kata-kata bijak selanjutnya mengenai emansipasi perempuan, pendidikan, palabrafiel.org perjuangan, sampai cinta.

Baca juga: Hari Kartini 21 April: Berikut Sejarah sampai Biografi RA Kartini

Buku RA Kartini.

Berikut 70 kutipan kalimat bijak RA Kartini, dirangkum berasal dari buku Celoteh R.A. Kartini: 232 Ujaran Bijak sang Pejuang Emansipasi, karya Ahmad Nurcholish:

1. "Seorang guru bukan hanya sebagai pengasah anggapan saja, melainkan juga pendidik budi pekerti."

2. "Tetapi apalah berarti pintar di dalam ilmu yang hendak diajarkan itu, kalau ia tidak bisa menerangkannya secara tahu kepada murid-murid."

3. "Gadis yang pikirannya sudah dicerdaskan, pemandangannya telah diperluas, tidak dapat mampu kembali hidup di didalam dunia nenek moyangnya."

4. "Kita bisa menjadi manusia sepenuhnya, tanpa berhenti menjadi wanita sepenuhnya."

5. "Untuk kala didiklah, berilah pelajaran kepada anak-anak perempuan kaum bangsawan: dari sinilah peradaban bangsa kudu dimulai. Jadikanlah mereka ibu-ibu yang cakap, cerdas, dan baik. Maka mereka dapat menyebarluaskan peradaban di pada bangsanya."

6. "Bahwa kebahagiaan perempuan yang paling tinggi, sejak berabad-abad yang lalu apalagi terhitung hingga selagi ini adalah hidup serasi bersama laki-laki."

7. "Rampaslah semua harta benda saya, asalkan jangan pena saya."

8. "Pendidikan sekolah bagi anak-anak pada saat saat ini merupakan hal yang biasa sekali, tetapi kecuali jumlah anak meraih 25 orang, bagaimana kemungkinan pendidikan yang sebaik-baiknya itu dapat diusahakan bagi mereka semua? Orang tidak berhak melahirkan anak bila dia tidak mampu menghidupinya."

9. "Bila orang hendak nyata-nyata memajukan peradaban, maka kecerdasan asumsi dan perkembangan budi mesti sama-sama dimajukan."

10. "Adalah suatu dukungan dan bantuan besar sekali bagi orang laki-laki jikalau perempuan berbudi tinggi dan terpelajar."

11. "Ketidaksetaraan perempuan ini akibat berasal dari dibatasinya akses perempuan untuk beroleh pengetahuan agar perempuan menjadi bodoh. Sehingga cara satu-satunya adalah perempuan perlu sekolah."

12. "Simpati itu bagi kita merupakan kepuasan, kekuatan, bantuan, kegembiraan, dan hiburan."

13. "Dan gadis-gadis terlebih sangat susah hidupnya, dikarenakan mereka udah berada di daerah di mana alam tiap-tiap hari diperkosa. Bukankah itu memerkosa kodrat alam namanya, jika perempuan kudu tinggal dengan damai serumah bersama madunya?"

14. "Sungguh, anak bangsa itu sendiri, orang perempuan perlu memperdengarkan suaranya! Masih dapat dapatkah bersama tenang orang menjelaskan 'keadaan mereka baik' jikalau orang memandang dan mengetahui semuanya, yang udah kita menyaksikan dan kita ketahui itu?"

15. "Dan pada pendidikan itu janganlah hanya akal yang dipertajam, namun budi pun harus dipertinggi."

16. "Apabila kami meminta orang lain mengikuti jejak kami, maka perumpamaan yang kita berikan haruslah suatu hal yang berbicara, mengundang rasa takjub dan keinginan untuk menirunya."

17. "Kami anak-anak perempuan tidak boleh membawa pendapat, kita wajib menerima dan menyetujui serta mengamini semua yang dianggap baik oleh orang lain."

18. "Banyak emansipasi wanita bukanlah untuk persamaan derajat, emansipasi adalah pembuktian diri yang sepadan pada raga yang tangguh, namun hati selalu patuh. Emansipasi tersedia penerimaan. Penerimaan diri bahwa tiap-tiap tempat tersedia empu yang dikodratkan dan dipantaskan."

19. "Saya dapat mengajar anak-anak saya, baik laki-laki maupun perempuan untuk saling melihat sebagai makhluk yang sama. Saya akan memberikan pendidikan yang mirip kepada mereka, pasti saja menurut bakatnya masing-masing, Lagi pula, saya bermaksud akan menghapuskan batas yang menggelikan antara laki-laki dan perempuan yang dibuat orang sedemikian cermatnya."

20. "Pendidikan untuk wanita amat perlu didalam konteks menolong perannya sebagai istri dan ibu yang bermimpi besar. Tapi kalau keliru kaprah dan menelantarkan anak-anaknya, artinya mirip saja bersama membodoh lagi."

21. "Biarkan orang banyak itu bodoh, maka kekuasaan atas mereka ada di tangan kita! Kiranya demikianlah semboyan kebanyakan pembesar. Mereka tidak puas menyaksikan orang-orang lain termasuk idamkan pengetahuan dan kemajuan."

22. "Tidak mesti penjelasan kenapa kemajuan kepandaian penduduk Bumiputra tidak sanggup pesat, sekiranya di dalam hal itu perempuan terbelakang. Setiap sementara kemajuan perempuan itu ternyata merupakan faktor penting dalam peradaban bangsa."

23. "Marilah wahai perempuan, gadis. Bangkitlah, marilah kita berjabatan tangan dan bersama bekerja membuat perubahan kondisi yang tak terderita ini."

24. "Dalam tangan anaklah terdapat jaman depan dan didalam tangan ibulah tergenggam anak yang merupakan era depan itu."

24. "Pandai itu tidak merupakan kebahagiaan untuk tiap tiap orang. Celakalah jikalau orang mampu berpikir namun tidak boleh; misalnya orang dapat merasa, mampu dan mau, tetapi tidak boleh. Lebih baik selalu bodoh saja."

25. "Kami manusia, layaknya halnya orang laki-laki. Aduh, berilah izin untuk membuktikannya. Lepaskan belenggu saya! Izinkan saya berbuat dan saya dapat menunjukkan, bahwa aku manusia. Manusia layaknya laki-laki."

26. "Kecerdasan otak saja tidak bermakna segala-galanya. Harus ada juga kecerdasan lain yang lebih tinggi, yang erat berhubungan bersama dengan orang lain untuk mengantakan orang ke arah yang ditujunya. Di samping otak, termasuk hati harus dibimbing, kalau tidak demikianlah peradaban tinggal permukaannya saja."

27. "Ikhtiar! Berjuanglah melepas diri. Jika engkau telah bebas dikarenakan ikhtiarmu itu, barulah dapat engkau tolong orang lain."

28. "Jika kita tidak mencari pengetahuan, maka hidup kita tidak akan puas dan kehidupan kami bakal semakin mundur."

29. "Karena bila taraf hidup kesenian suatu bangsa tinggi, maka budi bangsa itu sendiri adalah suatu puisi."

30. "Habis gelap terbitlah terang."

31. "Tiada awan di langit yang selamanya selamanya. Tiada barangkali akan konsisten terang cuaca. Sehabis malam gelap gulita lahir pagi mempunyai keindahan. Kehidupan manusia mirip alam."

32. "Jangan bangkitkan cita-cita yang tentu dapat mati. Janganlah hendak bermimpi seandainya lebih pernah udah diketahui nanti bakal bangun dengan teramat mengecewakan."

33. "Jangan kau katakan saya tidak dapat, tapi katakan aku mau."

34. "Kami mengira kita mengerti banyak sekali, tapi sebenarnya kami tidak sadar apa-apa. Kami mengira kami mempunyai kemauan, kemauan besi. Kami mengira kita mampu memindahkan gunung tapi nyatanya hanya setitik air mata pedih, sekejap pandangan mata duka cita berasal dari mata yang kita sayangi dan patahlah kemampuan kami."

35. "Pergilah, bekerjalah untuk mewujudkan cita-citamu. Bekerjalah untuk kebahagiaan ribuan orang-orang tertindas oleh hukum yang lalim bersama dengan sadar yang salah berkenaan benar dan salah, mengenai baik dan jahat. Pergilah, pergilah, tanggunglah derita dan berjuanglah namun bekerjalah untuk sesuatu yang kekal."

36. "Dalam hatinya gara-gara perlawanan pada keadaan zaman, jiwanya jadi matang. Ia tidak akan, tidak rela tunduk. Ia perlu menempuh jalur baru."

37. "Percayalah akan masa depan."

38. "Para lanjut usia, jangan menolak segala yang baru. Ingatlah, bahwa seluruh yang sekarang udah tua, juga pernah baru."

39. "Ketidaksetaraan inilah yang menyebabkan ketidakadilan dan ketimpangan ekonomi."

40. "Bagaimanapun jalannya, sekali-kali jangan lelah untuk berusaha gigih membela semua yang baik."

41. "Kami yakin, sekiranya seseorang berani memulai, banyak yang akan mengikuti."

42. "Angkatan muda, tiada pandang laki-laki atau perempuan wajiblah berhubungan. Masing-masing secara sendiri-sendiri dapat berbuat sesuatu untuk memajukan, tingkatkan derajat bangsa kami. Tetapi andaikan kami bersatu, mempersatukan kemampuan kami, bekerja bersama-sama, maka hasil usaha kami dapat lebih besar. Bersatu kita kukuh dan berkuasa."

43. "Kita harus hidup berbarengan dan untuk semua manusia. Tujuan hidup kita ialah membawa dampak hidup lebih indah."

44. "Sudah jauh dan lama kami mencari, dan kita tiadalah tahu, terlampau dekatnya, selalu terhadap kita barang yang kita cari itu, tersedia di didalam diri kami sendiri."

45. "Perbuatan aku itu dapat lebih banyak menarik hati orang sebangsa aku daripada seribu kata ajakan yang gembira-gembira."

46. "Bagaimana barangkali seorang pria dan wanita bisa mencintai satu dengan yang lain ketika mereka baru bersua pertama kali didalam kehidupan ini setelah mereka terikat di dalam pernikahan?"

47. "Kita menghendaki untuk dicintai--bukan ditakuti."

48. "Tiada hal yang lebih indah selain sanggup menerbitkan senyum di muka mereka yang kita cinta."

49. "Saat suatu interaksi berakhir, bukan berarti orang berhenti saling mencintai. Mereka hanya berhenti saling menyakiti."

50. "Betapa ganjil udah ajaibnya rasa kasih sayang itu: tidak berkenan dipaksa, tidak mau diikat dimana pun juga. Datang tanpa diundang, tidak disangka-sangka. Dan dengan sepatah kata saja, namun sepatah kata yang menjenguk jauh ke dalam kehidupan batin masing-masing. Jauh mengikat dua jiwa yang hingga saat ini belum mengenal dengan ikatan-ikatan erat!"

51. "Maksud Tuhan terhadap kita adalah baik. Hidup ini diberikan kepada kita sebagai rahmat dan tidak sebagai beban, kami manusia sendiri kebanyakan membuatnya menjadi kesengsaraan dan penderitaan."

52. "Agama mesti memelihara kami berasal dari perbuatan dosa, tetapi berapa banyaknya dosa diperbuat orang atas nama agama."

53. "Ingin benar aku menggunakan gelar tertinggi, yakni Hamba Allah."

54. "Kedudukan ibu rohani lebih tinggi dari ibu jasmani."

55. "Tugas manusia ialah menjadi manusia."

56. "Harta paling suci di dunia ialah hati laki-laki yang luhur."

57. "Banyak perihal yang bisa menjatuhkanmu. Tapi hanya satu perihal yang terlalu sanggup menjatuhkanmu adalah sikapmu sendiri."

58. "Jangan mengeluhkan hal-hal jelek yang singgah di dalam hidupmu. Tuhan tak dulu memberikannya, kamulah yang membiarkannya datang."

59. "Teruslah bermimpi, teruslah bermimpi, bermimpilah selama engkau sanggup bermimpi! Bila tidak ada bermimpi, apakah jadinya hidup! Kehidupan yang memang kejam."

60. "Tahukah engkau semboyanku? Aku Mau! Dua patah kata yang ringkas itu udah sebagian kali menopang dan mempunyai saya melintasi gunung keberatan dan kesusahan. Kata Aku tidak dapat! Melenyapkan rasa berani. Kalimat 'Aku Mau!' membawa dampak kita gampang mendaki puncak gunung."

61. "Lebih banyak kami maklum, lebih tidak cukup rasa dendam dalam hati kita. Semakin adil pertimbangan kami dan semakin kokoh basic rasa kasih sayang. Tiada mendendam, itulah bahagia."

62. "Terkadang, kesulitan mesti kamu rasakan terlebih dahulu sebelum kebahagiaan yang prima mampir kepadamu."

63. "Jangan pernah menyerah jika kamu masih ingin mencoba. Jangan biarkan penyesalan singgah gara-gara anda selangkah kembali untuk menang."

64. "Tak peduli seberapa keras kamu mencoba, anda tak bakal pernah dapat menyangkal apa yang kamu rasa. Jika kamu sesungguhnya punya nilai di mata seseorang, tak tersedia alasan baginya untuk mencari seseorang yang lebih baik darimu."

65. "Adakah yang lebih hina, daripada bergantung kepada orang lain?"

66. "Karena tersedia bunga mati, maka banyaklah buah yang tumbuh. Demikianlah pula dalam hidup manusia. Karena ada angan-angan enteng mati, sering kadang timbullah angan-angan lain, yang lebih sempurna, yang boleh menjadikannya buah."

67. "Sebab barang siapa tidak dapat merasakan sakit, dia termasuk kebal terhadap rasa gembira. Barang siapa tidak menderita, tidak termasuk dapat merasakan nikmat yang sesungguhnya."

68. "Hanya orang-orang yang kuat hati dan pikirannya yang sanggup bertahan di dalam topan semacam itu, bisa melawan kekejaman dan kekerasan dunia."

69. "Kesadaran anak-anak perlu dibangunkan, bahwa mereka wajib mencukupi panggilan budi didalam masyarakat pada bangsa yang bakal mereka kemudikan."

70. "Petani paling baik tidak bakal memungut padi berasal dari tanah yang tidak dikerjakannya lebih dulu, sebelum menebarkan benih dan menanam di situ! Tidak akan bisa termasuk pakar bangunan yang terbaik mendirikan gedung tanpa fondasi!"

Berita lainnya berkenaan Hari Kartini