Comentários do leitor

Unsur-Faktor Penyebab Naik Turunnya Harga Saham Part 1

por Jestine Boas (26/10/2018)


Naik turunnya harga saham lumrah terjadi. Adanya permintaan dan ketersediaan menjadi salah satu elemen yang memengaruhi. Harga saham sekalipun saham hal yang demikian masuk kategori blue chips juga bisa mengalami penurunan. Sebaliknya, saham yang dikategorikan Lapis Tiga tanpa diduga-duga harganya bisa naik secara signifikan.

Ada sejumlah unsur mendasar yang dapat mengakibatkan harga saham naik maupun turun. Tetapi awam, faktor-faktor hal yang demikian diklasifikasikan menjadi unsur internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang muncul dari dalam perusahaan.

Sementara faktor eksternal yaitu elemen yang bersumber dari luar perusahaan. Elemen ini bisa dibilang sulit diatasi. Misalnya, adanya masalah - keadaan sulit terkait dengan ekonomi makro. Dari kedua faktor tersebut, elemen eksternal lebih dominan dalam memengaruhi harga saham. Untuk lebih jelasnya, bisa Anda ketahui dari penjelasan di bawah ini.

1. Aksi Korporasi Perusahaan

Aksi korporasi saham yang dimaksud di sini berbentuk kebijakan yang diambil jajaran manajemen perusahaan. Dampaknya} dapat mengubah hal-hal yang sifatnya fundamental dalam perusahaan. Figur dari aksi korporasi adalah terjadinya akuisisi, merger, right issue, atau divestasi. Kebijakan - kebijakan fundamental hal yang demikian secara otomatis akan memengaruhi harga saham di bursa. Sebagai teladan, PT APA menetapkan untuk mengerjakan akuisisi terhadap PT ITU. Berita tersebut akan menimbulkan sejumlah spekulasi sehingga para pemain menganggap PT APA mempunyai posisi yang lebih kuat ketimbang PT ITU. Efeknya, harga saham PT APA akan mengalami kenaikan.

2. Proyeksi Kinerja Perusahaan pada Masa Akan

Perkiraan kepada kekuatan kerja/daya kerja perusahaan juga jadi salah satu yang turut memengaruhi fluktuasi harga saham. Karena tenaga kerja perusahaan dibuat referensi bagi para investor ataupun analis fundamental dalam mengerjakan penganalisaan kepada saham perusahaan. Di antara beberapa faktor, taruhan bola yang paling menjadi sorotan yaitu tingkat dividen tunai, tingkat rasio utang, rasio poin buku/Price to Book Value (PBV), earnings per share (EPS), dan tingkat laba suatu perusahaann.

Perusahaan yang menawarkan dividend payout ratio (DPR) yang lebih besar cenderung disukai pemberi modal sebab bisa memberikan imbal balik yang bagus. Dalam praktiknya, DPR berimbas pada harga saham. Kecuali itu, EPS juga turut andil terhadap perubahan harga saham. EPS yang tinggi menyokong para investor untuk membeli saham tersebut yang menyebabkan harga saham makin tinggi.

Tingkat rasio utang dan PBV juga memberikan efek signifikan terhadap harga saham. Perusahaan yang memiliki tingkat rasio utang yang tinggi umumnya ialah perusahaan yang sedang bertumbuh. Perusahaan hal yang demikian biasanya akan gencar dalam mencari pendanaan dari para pemberi modal. Sedangkan demikian, perusahaan seperti ini biasanya juga diminati banyak pemberi modal. Sebab jika hasil analisisnya bagus, saham hal yang demikian akan memberikan imbal tinggi (high return) karena ke depannya kapitalisasi pasarnya bisa meningkat.

3. Kebijakan Pemerintah

Kebijakan Pemerintah juga dapat memengaruhi harga saham meskipun kebijakan itu masih dalam tahap wacana dan belum terealisasi. Banyak model dari kebijakan Pemerintah yang menimbulkan volatilitas harga saham, seperti kebijakan ekspor impor, kebijakan perseroan, kebijakan utang, kebijakan Penanaman Sebab Asing (PMA), dan lain sebagainya. Pemain saham ragam trader umumnya sangat peka kepada kabar peka seperti ini untuk mengambil keuntungan dengan menjalankan spekulasi dalam aksi ambil untung trading harian.

4. Fluktuasi Kurs Rupiah terhadap Mata Uang Asing

Kuat ataupun lemahnya kurs rupiah terhadap mata uang asing acap kali kali menjadi penyebab naik turunnya harga saham di bursa. Melainkan akal, ini amat masuk nalar. Konsekuensi dari fluktuasi kurs tersebut bisa berpengaruh positif maupun negatif bagi perusahaan-perusahaan tertentu, lebih-lebih yang memiliki muatan utang mata uang asing. Perusahaan importir atau perusahaan yang mempunyai bobot utang mata uang asing akan dirugikan akibat melemahnya kurs. Sebab hal ini akan berimbas pada meningkatnya tarif operasional dan secara otomatis juga mengakibatkan turunnya harga saham yang ditawarkan. Sebagai model kasus merupakan melemahnya kurs rupiah kepada dolar AS sering kali melemahkan harga-harga saham di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Sebagai pemberi modal atau pemain saham, betul-betul penting untuk terus memantau pergerakan harga saham. Dengan mencermati elemen-elemen yang telah diceritakan di atas, setidaknya risiko-risiko yang bisa dihindari atau diantisipasi seminimal mungkin. Kerugian yang ditanggung tak sebesar jika sama sekali tidak tahu seputar unsur-elemen hal yang demikian. Jadi, selalu waspada dan jangan lengah.