Comentários do leitor

Kisah Mitos Gunung Gede Pangrango

por Damaris Moon (19/10/2021)


Legenda dan Mitos Gunung Gede Pangrango _ Gunung Gede Pangrango kecuali tenar sebab estetika alamnya juga diketahui dengan cerita legenda yang melatarinya. Salah satu cerita yang paling fenomenal ialah perihal Raden Suryakencana Winata Mangkubumi atau biasa disebut Pangeran Suryakencana.

Konon kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango yakni daerah bersemayam Pangeran Suryakencana. Sejarah dan legendanya yaitu kepercayaan masyarakat di sekitar, adalah perihal eksistensi Pangeran Suryakencana dan Prabu Siliwangi di Gunung hal yang demikian.

Petilasan singgasana Pangeran Suryakencana berupa sebuah batu besar berbentuk pelana. Hingga kini, petilasan hal yang demikian masih berada di tengah alun-alun. Konon, Eyang Suryakencana bersama rakyat jin mewujudkan alun-alun sebagai lumbung padi yang disebut Leuit Salawe, Salawe Jajar, dan kebun kelapa salawe tangkal, salawe manggar.

Napak Tilas Eyang Suryakencana

Raden Haji Suryakencana ra. dengan nama komplit Raden Surya Kencana Winata Mangkubumi yakni putra dari pernikahan Raden Aria Wira Tanu atau yang lebih dikenal Dalem Cikundul (Pendiri Cianjur) dengan seorang putri jin Nyai Tina Dewisrina.

Nyai Tina Dewisrina yakni wujud dari tiga Jin bernama Arum Wangi, Arum Endah, dan Arum Sari putri dari Raja Jin Islam Syeh Zubaedi di negeri Batu Agung, Tengger Agung, Sagala Herang, Subang.

Dari pernikahan tersebut melahirkan tiga putra yaitu Raden Suryakencana yang dititipkan di Gunung Gede, Raden Sukaesih Carancang Kancana yang dititipkan di Gunung Ciremai, dan Raden Andaka Wirusajagat yang dititipkan di Gunung Kumbang, Karawang.

Ayahnya yang bernama Pangeran Aria Wira Tanu Datar semasa kecil mempunyai nama Raden Jayasasana yang merupakan putra dari Raden Aria Wangsa Goparana. Beliau bersama saudaranya yang bernama Panembahan Giri Laya ialah generasi pertama dari Munding Sari yang masuk islam dan menjadi ulama besar serta mempunyai pesantren di kawasan Sagalaherang.

Raden Suryakencana kala itu pernah diutus ayahnya untuk menyebarkan agama Islam di Cikarang. Raden Jayasasana konon kerap berkhalwat di Cikundul salah satu wilayah di Cikalong Kulon, Cianjur.

Menurut babad Cianjur, Pangeran Suryakencana dinikahkan oleh ayahnya dengan salah satu putri dari bangsa jin dan sampai kini bersemayam di Gunung Gede.

Sebuah batu yang berbentuk pelana yang diandalkan sebagai Petilasan singgasana Eyang Suryakencana hingga ketika inipun masih ada di tengah alun-alun Suryakencana. Dialun-alun inilah berdasarkan cerita legenda bahwa Pangeran Suryakencana dengan para jin pengikutnya membuat lumbung padi yang disebut Leuit Salawe, Salawe Jajar, dan kebun kelapa salawe tangkal, salawe manggar.

Konsep Leuit atau lumbung padi merupakan sebuah konsep ketahanan pangan yang diaplikasikan oleh para leluhur Sunda dimana mereka telah memikirkan tenaga tampung dan energi dukung akan poin kehidupan ketika itu dan yang akan datang.