Comentários do leitor

Cara Tingkatkan Produktivitas Pertanian, Indonesia Mesti Tiru Israel

por Samual Weiss (13/12/2021)


SariAgri -  Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) mengingatkan agar Indonesia tak kalah dari Israel yang bisa mengekspor komoditas pertanian unggulan.
Bahkan, menurutnya, Indonesia bisa mencontoh cara Israel dalam meningkatkan produktivitas pertanian. Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi, mengatakan Israel seperti layaknya negara di Timur Tengah lainnya, tidak didukung oleh lahan pertanian yang subur layaknya Indonesia.
Diketahui, Pertanian tanah di Israel cenderung tandus dan kurang air. Namun, negara itu mampu menghasilkan produk pertanian yang dapat dipasarkan ke mancanegara. Dedi mengatakan rahasia Israel bisa sukses di sektor pertanian yaitu didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan mampu menciptakan berbagai inovasi.
"Ternyata orang-orang, petani-petani Israel mampu mengubah gunung sahara (lahan tandus) menjadi ijo royo-royo. Itu karena teknologi yang sederhana, teknologi itu didapat dari otak SDM Israel yang sangat jenius," kata Dedi.
Baca Juga: Israel Rusak Lahan Pertanian di Gaza dengan Semprotan Racun Berbahaya Israel Siramkan Racun ke Pertanian Palestina
Untuk mengatasi lahan tandus, Israel menggunakan sabut kelapa yang dicincang dan dihaluskan kemudian dicampurkan ke tanah. Dedi menambahkan, untuk irigasi, karena daerah di Israel sulit untuk mendapatkan pasokan air tawar, pertanian maka mereka menggunakan air laut yang telah disuling sehingga kadar garamnya berkurang. Lalu air tersebut dialirkan ke tanah yang telah diberi sabut kelapa. "Tanah tersebut akan menjadi lembab untuk jangka waktu yang lama dan menumbuhkan tanaman apapun," ujar Dedi. Dedi mengatakan kunci utama untuk meningkatkan produktivitas pertanian adalah SDM. Ia bilang SDM berkontribusi sebesar 50 persen sebagai pengungkit produktivitas pertanian, mulai dari petani, penyuluh, Pertanian dan eksekutor lainnya di sektor tersebut. "Pengungkit terbesar bukan karena pupuk, bukan karena varietas unggul, tapi yang paling besar petani, gapoktan termasuk penyuluh. Ini yang seringkali dilupakan," tuturnya.
Dia melanjutkan, negara-negara seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, Australia, Selandia Baru menjadi negara maju karena dimulai dari sektor pertaniannya yang maju. Berdasarkan studi yang dilakukan langsung ke negara-negara tersebut, sektor pertanian di sana bisa maju karena kualitas SDM-nya. "Ternyata negara yang maju pertaniannya dimulai dari SDM pertanian yang maju, termasuk petani milenial," tuturnya. Selain SDM, faktor penentu produktivitas pertanian lainnya yakni dukungan sarana dan prasarana teknologi yang memberikan kontribusi 25 persen. Selain itu dukungan kebijakan pemerintah mulai dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten, kota, Pertanian hingga level kecamatan. Dukungan peraturan perundang-undangan tersebut memberi kontribusi 25 persen terhadap produktivitas pertanian.
Video terkait: